Sayangnya gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.
Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat-kuat karena air mata yang menderas. "Aku masih disini," bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar benar tiada?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar